ahmaddahlanpptq@gmail.com

085173450118

Oleh : Tuti Patmawati

Anak merupakan cermin orang tua. Bagaimana orang tua berperilaku, demikian pula anak meniru. Bila setiap hari mendapat kata negatif, maka si anak akan belajar serupa terhadap orang lain. Demikian pula sebaliknya.

Suatu hari, seseorang menghadap Khalifah Umar bin Khattab dengan membawa anak lelakinya. Ia mengadukan betapa durhaka dan kurang ajar anaknya. Khalifah mendengar dengan seksama pengaduan orang tua itu. Umar mengingatkan beberapa hak anak, seperti, memilihkan ibu si anak dari golongan baik-baik, memberi nama yang baik, memberi nafkah sepantasnya, mendidik dengan akhlak yang baik, dan mengajari ilmu untuk bekal hidupnya. Seketika itu juga si anak menyahut uraian Umar, “Tak satu pun dari hak-hak itu yang diberikan. Ibu saya itu tidak jelas asal-usulnya dan berperangai sangat buruk. Dari kecil saya dipaksa mencari nafkah dengan menggembala ternak, dan setiap hari saya diberi contoh dengan akhlak yang buruk, dengan pertengkaran yang tiada henti, perkataan yang kotor, dan tindak kekerasan. Jangankan diajari ilmu, yang ada hanya dampratan dan perlakuan kasar. Dalam hatiku hanya ada dendam dan menunggu saat bisa membalasnya”, kata si anak.

“Apa benar demikian,” tanya Umar dengan wajah marah. “Jika demikian, sungguh engkau telah merusak anakmu dengan tanganmu sendiri. Engkaulah yang pantas mendapat hukuman atas kesalahan ini,” tegasnya.

Sebelum kita meminta anak untuk berbakti kepada kita, apakah kita sudah penuhi semua haknya secara lahir maupun batin? Anak tak hanya butuh makan dan minum, tapi butuh juga perhatian dan kasih sayang. Mengajarkannya ilmu agama itu kewajiban kita sebagai orang tua, apabila kita tak berilmu maka antarkan dia ke orang yang berilmu untuk mengajarkannya.

Ingat pesan Rasulullah: Dari Ibn Umar Radhiallahu anhu bahwa Nabi Shalallahu alaihi wassalam bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan dimintai pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya. (HR. Muslim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Ada yang bisa kami bantu ?
Assalamu'alaikum...