Di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Ahmad Dahlan, kehidupan sehari-hari santri diatur sedemikian rupa untuk mendukung tercapainya tujuan utama mereka, yaitu menghafal Al-Qur’an dan mendalami ilmu agama. Hari dimulai sejak dini, ketika para santri bangun sebelum Subuh untuk melaksanakan shalat tahajud dan memanjatkan doa. Setelah itu, mereka bergegas ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah, diikuti dengan sesi menghafal dan muraja’ah (mengulang hafalan) Al-Qur’an. Suasana pagi yang penuh semangat ini menjadi pondasi spiritual yang kuat bagi para santri untuk memulai hari.
Setelah sarapan bersama, para santri melanjutkan kegiatan belajar di kelas. Materi yang diajarkan mencakup pelajaran agama, seperti tafsir, hadits, dan fiqh, serta pelajaran umum sesuai kurikulum pendidikan nasional. Pada waktu-waktu tertentu, para santri diberikan kesempatan untuk menyetor hafalan kepada ustadz atau ustadzah, sehingga hafalan mereka terus dipantau dan dibimbing. Siang hari diisi dengan istirahat dan makan siang, sebelum melanjutkan kegiatan belajar tambahan atau ekstrakurikuler seperti seni kaligrafi, olahraga, atau keterampilan praktis lainnya.
Di sore hari, setelah shalat Ashar, santri kembali melanjutkan aktivitas tahfidz, di mana mereka menghafal ayat-ayat baru atau memperkuat hafalan sebelumnya. Malam hari setelah shalat Isya, diisi dengan pengajian, kajian kitab, dan doa bersama. Sebelum tidur, para santri diberi waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi hari berikutnya, seperti merapikan tempat tidur dan membuat target hafalan. Rutinitas yang terstruktur ini tidak hanya membantu santri menjadi hafidz Al-Qur’an, tetapi juga membentuk karakter disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian. Pondok Pesantren Ahmad Dahlan benar-benar menjadi tempat yang kondusif untuk mencetak generasi Qur’ani yang berakhlak mulia.