Oleh Pipit Rochmayanti. P

Bertempat di MTsN 10 Madiun, pada tanggal 24 sampai 27 Mei 2021, 5 orang guru MTsM PPTQ Ahmad Dahlan mengikuti Diseminasi Bimbingan Teknis Pembelajaran Berbasis Literasi dan Numerasi. 5 orang guru kami mewakili masing-masing mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa Inggris,
Bahasa Jawa dan Pendidikan Jasmani. BimTek ini diadakan oleh Kementerian Agama yang diikuti secara serentak oleh seluruh guru MI, MTs, dan MA baik negeri maupun swasta se-Kabupaten Madiun. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu tenaga pendidik untuk dapat mengakomodasi kegiatan belajar mengajar yang berbasis literasi dan numerasi berdasarkan instruksi dari Menteri Pendidikan. Pada riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Penekanan Pembelajaran Berbasis Literasi dan Numerasi itu sendiri didasari oleh rendahnya minat baca masyarakat Indonesia terutama siswa siswi kita. Literasi ( membaca ) adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.

Sedangkan Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia. Pemerintah mencanangkan
program “Merdeka Belajar”, diantaranya yaitu, dari kondisi saat ini yang menganggap sekolah adalah sebagai beban,diharapkan sekolah adalah sebagai pengalaman yang menyenangkan untuk seluruh peserta didik. Proses belajar tidak lagi berorientasi pada system melainkan proses belajar
berorientasi pada siswa. Pengajaran sebagai aktivitas tim yang kolaboratif. Guru bertindak sebagai fasilitator akses pada beragam sumber pengetahuan. Kurikulum berbasis pada kecakapan generik (soft skills).

Tenaga pendidik diharapkan selalu mampu menyesuaikan program pembelajaran dengan situasi yang sedang terjadi saat ini. Guru dituntut kreatif, inovativ dan berfokus pada kemandirian peserta didik dalam mengahadapi lingkungan yang nyata diluar lingkungan sekolah. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, bukan tidak mungkin guru dimasa yang akan datang diharapkan mampu mengadakan kegiatan belajar mengajar lintas mata pelajaran, dalam arti 1 guru diharapkan mampu memberikan informasi yang lebih luas, tidak terpaku pada mata pelajaran yang diampu saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Ada yang bisa kami bantu ?
Assalamu'alaikum...