Oleh Pipit Rochmayanti. P
Salah satu mata pelajaran yang ada di MTs adalah mata pelajaran KWU (Kewira Usahaan). Kata kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wira artinya pejuang, berani, dan berwatak agung, budi luhur. Sedangkan usaha adalah bekerja, berbuat amal, berbuat sesuatu.
Sesuai dengan salah satu Misi MTsM PPTQ Ahmad Dahlan yaitu : “Menyelenggarakan Pendidikan Pesantren Integral yang memadukan kurikulum Pendidikan Pesantren dan Enterpreneur”. Seluruh santri diharapkan bisa menjadi Tahfidz Preneur, yaitu santri-santri yang bukan hanya sebagai penghafal Al Quran saja tetapi juga santri yang mempunyai jiwa wira usaha, sehingga diharapkan kelak dimanapun mereka tinggal, mereka tetap bisa menghidupi dirinya tanpa menggantungkan diri dari pekerjaan yang diberikan oleh orang lain.
Pada mata pelajaran Kewirausahaan, seluruh santri MTsM PPTQ AD dibimbing lebih banyak langsung ke praktek dibandingkan teori, mulai dari menghitung modal, mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi, sampai menghitung laba.
Praktek Kewirausahaan kali ini, santri di bawah bimbingan guru KWU yaitu Bapak Arif Nur Rakhmanudin S.Pd diajak untuk membuat olahan berbahan dasar kacang kedelai yaitu membuat tempe. Mengapa tempe? Karena mayoritas masyarakat kita menjadikan tempe sebagai pilihan utama sebagai lauk pendamping nasi. Karena selain harganya yang relattif murah, tempe juga dikenal sebagai makanan yang mempunyai anti oksidan dan kandungan gizi yang cukup tinggi.
Selain kaya akan protein dan vitamin B12, ternyata tempe juga kaya akan kalsium dan vitamin K. Kedua kandungan ini sangat diperlukan tubuh untuk proses pembentuk tulang. Proses fermentasi tempe juga meningkatkan jumlah vitamin K dan mineral lainnya dalam kedelai
Bahan yang diperlukan untuk membuat tempe adalah kacang kedelai, ragi, dan daun pisang atau plastik untuk membungkus.
- Pertama, kedelai dicuci dengan air mengalir hingga bersih, kemudian rendam kedelai selama 5 jam.
- Setelah selesai direndam, lalu cuci kembali rendaman kedelai sampai bersih.
- Selanjutnya, rebus rendaman kedelai yang telah dicuci bersih selama 30 – 45 menit, setelah itu rendam selama satu malam.
- Langkah berikutnya, kupas kulit ari kedelai yang telah direndam semalam dengan menggunakan tangan atau memanfaatkan mesin, setelah itu cuci hingga bersih.
- Kukus selama 20 menit, kemudian angkat dan dinginkan sejenak lalu taburi ragi tempe an aduk hingga rata.
- Setelah itu, bungkus kedelai dengan menggunakan daun pisang maupun plastik, sesuai yang diinginkan.
- Proses fermentasi pun akan membutuhkan waktu 2 hari dengan suhu ruangan normal. Jika kacang kedelai sudah tertutup oleh jamur secara merata, maka tempe sudah matang dan siap diolah menjadi berbagai hidangan.
Seluruh santri mengikuti instruksi pembuatan tempe yang diberikan oleh pembimbing dengan cermat, mereka terlihat antusias dengan rasa ingin tahu yang sangat besar untuk mengetahui apakah tempe buatan mereka berhasil atau tidak.
Setelah melalui proses fermentasi selama 2 hari, akhirnya saat yang dinanti-nanti pun tiba. Santri dari kelas 9 membuka daun pisang yang digunakan untuk membungkus tempe. Dan seketika terlihat raut wajah mereka yang semula cemas berubah menjadi berbinar-binar bahagia, para santri terlihat sangat gembira karena tempe buatan mereka berhasil, nampak jamur putih menyembul yang menandakan bahwa proses fermentasi tempe ini berhasil, alhamdulillah………
Banyak pesan moral yang bisa diambil dari kegiatan ini, salah satunya adalah bersabar dalam menikmati proses. Begitupun dengan kehidupan, adakalanya kita diberi kemudahan dalam segala hal, namun tak jarang pula kita diuji dengan kesulitan. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar. Aamin Yaa Mujibassailin
“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar” (Q.S Ali Imran : 146)